Peran guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa
Disusun
oleh: HULAIMI
Kls: ASD 4(PGSD)
NIM: 2013820003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
Abstrak
Penulis ini bertujuan unuk:
1. Agar dapat memahami metode yang dipakai untuk
pelajaran pkn di Sd.
2. Mencari masalah yang dihadapi oleh guru di sd
dalam pembelajaran pkn.
3. Dan mencari solusi untuk peserta didik agar
tidak bosan dalam pembelajaran pkn.
Media pazzle ini bertujuan untuk membuat siswa
agar tidak bosan dalam pelajaran pkn, dan memudahkan siswa agar dapat memahami
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa mencapai target
proses belajar mengajar(kkm).
PENDAHULUAN
Pembelajaran PKN yang berlangsung saat ini menurut observasi kami terkesan
belum maksimal.Hal ini dari beberapa indikator antara lain hasil tes semester
yang kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ), pengakuan siswa secara
obyektif bahwa PKN termasuk dalam kategori sulit menurut mereka disamping
Matematika dan IPS. Kenyataan di kelas dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar PKN ada saja tingkah laku anak yang kadang kala tidak sesuai dengan
harapan guru, Seperti bergurau dengan teman saat di terangkan, tidak
mengerjakan PR, tidak mau membuat catatan, tidak mau memperhatikan saat
diterangkan, tidak faham saat di tanya kembali pelajaran oleh guru dan lain
sebagainya, itu semua terjadi karena metode yang di pakai dalam pengajaran
masih menggunakan metode ceramah dan tugas, sangat sedikit peran 2 arah terjadi
yang menyebabkan anak bosan dan mengantuk. Gejala tersebut sedikit banyak akan
mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Perilaku yang ditunjukkan sebagian
anak tersebut merupakan suatu tindakan yang negatif yang akan menghambat
pencapaian prestasi belajar.Melihat realita di atas maka guru harus dapat
melaksanakan perbaikan sistem pembelajaran, selama ini pembelajaran PKN yang
dilaksanakan tanpa menggunakan alat peraga kurang menarik perhatian siswa,
sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.Dari berbagai sumber
dijelaskan bahwa siswa Sekolah Dasar belajar secara holistik
(menyeluruh).Konsep yang abstrak harus dikongkritkan dengan media yang tentunya
menarik minat peserta didik mengikuti pelajaran sekaligus untuk mendalaminya.
METODE:
Metode pengajaran
Sebelum
ngebahas lebih lanjut tentang metode demonstrasi dan ceramah, perlu di ketahui
dahulu apah itu metode demonstrasi. Demonstrasi adalah: suatu strategi
pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan
melihat dan mendengarkan diikuti dengan meniru kerjaan yang di demonstrasikan.
Dan metode ceramah adalah: penerangan dan menuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelas nya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti,serta
mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
metode ceramah & demonstran.
Mula-mula
guru menerangkan materi, kemudian peserta didik memperhatikan&mencatat
materi yang diterangkan tersebut.
Kemudian
guru memerintahkan anak peserta didik untuk membuat kelompok,selanjutnya
mendemonstrasikan media pazzle lalu murid memperhatikan dan memperaktekan apah
yang telah guru demonstrasikan…
Pembahasan :
Hukuman
bukan solusi terbaik untuk mangatasi kesulitan belajar siswa.Oleh karena itu,
diperlukannya pendidik yang dapat menjadi mediator dan fasilitator. Menurut
hasil penelitian dari Aspy dan Roebuck (1975) yang beracuan pada pendapat
Rogers tentang guru yang fasilitatif, Aspy dan Roebuck menyatakan bahwa guru
yang fasilitatif adalah :
Ø Merespon perasaan siswa
Ø Menggunakan ide-ide siswa untuk
melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
Ø Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
Ø Menghargai siswa
Ø Kesesuaian antara perilaku dan
perbuatan
Ø Menyesuaikan isi kerangka berpikir
siswa (penjelasan Untuk memantapkan kebutuhan segera dari siswa)
Ø
Tersenyum
pada siswa
Dari
penelitian tersebut diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos
siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih
prestasi akademik termasuk pelajaran PKN, B.Indonesia dan Matematika yang
kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin.
Dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa, guru harus jeli dalam mengidentifikasi atau
mendiagnosa jenis kesulitan belajar masing-masing individu siswa, Menurut
Warkitri dkk (1990), ada beberapa permasalahan belajar yaitu :
·
Kekacauan
Belajar (Learning Disorder) yaitu suatu keadaan dimana proses belajar anak
terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Potensi dasar anak tidak
diragukan tetapi belajar anak terhambat oleh reaksi-reaksi yang bertentangan,
sehingga anak tidak dapat menguasai bahan yang dipelajari dengan baik. Contoh :
siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan
sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut
gerakan lemah-gemulai.
·
Ketidakmamuan Belajar (Learning Disability)
yaitu ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu
belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.
·
Learning
Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan
adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis
lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan
sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih
bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan
baik.
·
Under
Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong
rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat
kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya
biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
·
Slow
Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa
lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Metode
Menurut
Fontana (1981) ada dua faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa antara
lain :
·
Faktor
Internal ( dari dalam diri ) yaitu Kemampuan intelektual, afeksi seperti
perasaan dan percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis
kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan penginderaan
seperti melihat, mendengarkan dan merasakan.
·
Faktor
Eksternal ( dari luar ) yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi
proses pembelajaran seperti guru, kualitas pembelajaran, instrument atau
fasilitas pembelajaran baik berupa Hardware maupun Software serta lingkungan,
baik lingkungan sosial dan alam.
Carl Rogers
dalam bukunya Freedom To Learn menyatakan prinsip-prinsip dasar Humanistik yang
berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki siswa dengan apa yang mereka pelajari
di sekolah yaitu
Ø Siswa akan mempelajari hal-hal yang
bermakna bagi dirinya
Ø Belajar yang signifikan terjadi bila
materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud
sendiri
Ø
Belajar
menyangkut perubahan di dalam presepsi mengenai dirinya sendiri dianggap
mengancam dan cenderung ditolaknya.
Bukan hanya
itu, faktor eksternal pun sangat berpengaruh dalam kesulitan belajar siswa.
Dalam film tersebut dapat kita lihat bahwa faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi anak tersebut kesulitan belajar adalah Guru dan Lingkungan sosial,
guru sudah terlebih dahulu memberikan label idiot atau bodoh pada anak
tersebut, begitu juga lingkungan sosialnya seperti teman-teman sepermainan dan
keluarga.
Menurut
penemuan Jack Canfield (dalam DePorter, 1990) menunjukan bahwa orang tua atau
guru yang lebih tertarik memperhatikan kekurangan-kekurangan anak dan cenderung
mengabaikan kelebihan atau perilaku positif anak akan mengakibatkan anak kurang
mengenal, menghargai maupun mengembangkan sikap dan perilaku yang positif,
serta cenderung lebih peka dalam sikap dan perilaku negatif.
KESIMPULAN:
Namun menurut
hasil observasi kami kemarin, salah satu kelemahan mengapa anak – anak tidak
bias menjawab pertanyaan dari gurunya yang terutama dalam pelajaran pkn ialah:
1.
Kekurangan
guru dalam memahami metode, media dan
penguasaan kelas dalam pelajaran tersebut.
2.
Guru
lebih menggunakan metode ceramah di banding diskusi, sehinga pesrta didik
merasa bosan dan bermalas- malasan dalam mengamati materi tersebut.
3.
Media
yang di bawakan oleh guru kurang menarik, sehingga tidak merespon keinginan
siswa dalam mempelajari materi tersbut.
4.
Banyak
nya jumblah siswa dlam satu kelas menjadi salah satu faktor siswa menjadi
malas.
SOLUSI:
Hasil
observasi saya , solusi untuk mengatasi kesulitan belajar siswa adalah ;
1.
Guru
harus lebih memahami metode, media yang
sesuai dengan mata pelajaran yang akan di sampaikan nya.
2.
Mungkin
dengan cara menggunakan metode diskusi
atau game akan lebih bisa di mengerti oleh siswa.
3.
Siswa
harus di tuntut agar lebih aktif
4.
Sekolah
harus menambahkan fasilitas yang di butuhkan, seperti; peta, globe dll…
SARAN:
Saran yang penulis ambil hasil
observasi kemarin adalah:
Pentingnya media dalam kegiatan
belajar mengajar sangatlah penting untuk menjadikan kegiatan belajar mengajar
menjadi efektif, efesien, dan menciptakan penyampaian pemahaman yang mudah di
paham oleh peserta didik, sehingga peserta didik dapat mencapai nilai yang
sesuain dengan KBM. Selanjutnya dapat menciptakan generasi anak bangsa yang
berguna bagi nusa dan bangsa…
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusuawi. Jakarta:Rineksa Cipta.
Arikunto,
Suharsismi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineksa
Cipta.
Nur,
Muh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University
Press.Universitas Negeri Surabaya.
Soekamto,
Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Sukidin,
dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: InsanCendekia.
Suryosubroto,
B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. RineksaCipta.
Usman,
Muh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya.
Mata kuliah : PKn
Dosen : Dirgantara Wicaksono